Section A (Maros-Middle Ring Road)
Pengembangan jalan pada bagian ini
adalah pelebaran jalan nasional dari 4 jalur menjadi 6 atau 8 jalur. Kecuali
jalan di dalam kota Maros, 4 jalur yang ada akan dibangun kemudian. Jalur jalan
dimulai di kota Maros dan melalui jalan nasional sampai ke persimpangan
Jl.Ir.Sutami (dekat pintu masuk ke Kota Makassar) dan kemudian melewati
Jl.Perintis Kemerdekaan sampai dengan persimpangan middle Ring Road yang
direncanakan di dekat Jembatan Sungai Tallo.
Banyak bangunan dan rumah-rumah di
sepanjang rute, terutama di sekitar bandara, Mandai, Biringkanaya dan Daya.
Volume lalu lintas diperkirakan lebih tinggi dari jalur lain dan populasi
kepadatan juga relatif tinggi. Beberapa masjid ada di sepanjang jalan dan rumah
sakit umum Daya di titik lintas kota (RS Daya). Terdapat beberapa pasar besar
dan kecil sehingga jalan ini sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Kondisi
lingkungan alam dan keanekaragaman hayati flora dan fauna diasumsikan pada dataran
rendah.
Dampak negatif yang signifikan
adalah akuisisi tanah dan pemukiman kembali di kasus pelebaran jalan yang ada.
Tampaknya kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu hal penting pada
lingkungan sosial. Dimasa depan, kualitas udara dan tingkat kebisingan akan
menjadi memburuk karena peningkatan volume lalu lintas. Namun, dampak positif
pada penurunan Kemacetan Lalu Lintas sangat diharapkan. Kegiatan
ekonomi lokal dan pemanfaatan sumber daya lokal juga akan berdampak positif.
Section B (Middle Ring Road)
Melewati daerah perkotaan Makassar,
melewati daerah kepadatan penduduk yang tinggi dan sebagian jalur jalan pada
kanal drainase. Rute ini melintasi Sungai Tallo setelah memasuki Ring Road
Jl.Perintis Kemerdekaan dari Tengah. Saat ini kondisi lingkungan alam dan
keanekaragaman hayati relatif tinggi. Populasi penduduk dari Abdullah Daeng
Sirua menuju Sungguminasa di Gowa cukup tinggi.
Kecelakaan lalu lintas adalah item
penting untuk dipertimbangkan pada jalur ini. Pencemaran air dan kebisingan
selama konstruksi substruktur Jembatan Sungai Tallo perlu diantisipasi.
Kualitas udara dan kebisingan akan memburuk di masa depan karena meningkatnya volume
lalu lintas.
Section C (Sungguminasa - National
Road)
Pembangunan jalan baru sangat
direkomendasikan. Rute baru melintasi Sungai Jeneberang setelah Sungguminasa.
Sawah dan desa menyebar di sepanjang rute baru di selatan Sungai Jeneberang.
Kepadatan populasi relatif kecil.
Section D (Boka - Takalar)
Konsep pengembangan Bagian D adalah
pelebaran jalan nasional yang ada dari 2-jalur jalan menjadi 4-jalur jalan. Ada
sebuah kanal irigasi di sisi timur sepanjang jalan. Dalam perjalanan ke
Takalar, ada kota kecil (Limbung di Gowa dan Palleko di Takalar). Kepadatan
penduduk di sepanjang sisi jalan relatif tinggi. Budidaya padi irigasi dominan
sepanjang jalan. Jumlah resettlements (rumah dan bangunan) yang besar sebagai
pelebaran dapat dibuat pada sisi barat karena saluran irigasi ini
terletak di sebelah timur.
Hertasning Road
Jalan Kabupaten (Bagian D dari Jalan
Hertasning) yang terletak di Pattallassang di
Gowa akan diperlebar dari 2-jalur
jalan menjadi 4-jalur jalan. Sawah dan budidaya tanaman dominan dan kepadatan
penduduk relatif rendah.
Abdullah Daeng Sirua Road
Rute ini menghubungkan pusat Kota
Makassar dengan kota baru yang disarankan (kota satelit) di Gowa dan Maros di
masa depan. Ini juga akan secara langsung menghubungkan situs baru TPA Mamminasata. Rute yang diusulkan di Kota Makassar dimulai
pada pusat kota di mana terdapat bangunan padat penduduk. Bagian B - Bagian D
melewati sepanjang kanal air hingga Makassar/ Perbatasan Maros dan konsep
proyek pembangunan jalan 2-jalur baru di ROW dari kanal PDAM atau perbaikan
jalan inspeksi PDAM yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar