KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP (KLH)
menetapkan wilayah Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar (Mamminasata) sebagai
kawasan Status Lingkungan Hidup Ekoregion (SLHE).
Peluncuran program tersebut dilaksanakan
di kantor Pusat Pengelolaan Ekoregion Sulawesi, Maluku dan Papua (PPE-Sumapapua)
Makassar dan dihadiri langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup Balthasar
Kambuaya, beberapa waktu lalu. Penetapan SLHE Mamminasata tersebut bersamaan
dengan penetapan Raja Ampat sebagai kawasan Ekoregion. Keduanya dinilai
memiliki poteni yang sangat memadai untuk mejadi ikon di wilayahnya masing-masing.
Kepala PPE Sumapapua Darhamsyah menyebutkan, Mamminasata memiliki konsep
rencana tata ruang terpadu dan merupakan sentra pertumbuhan di Kawasan Timur
Indonesia (KTI). Dengan adanya konsep ekoregion, kawasan ini akan dilaksanakan
upaya pemanfaatan ruang, pemanfaatan sumber daya alam, serta daya dukung
lingkungan secara efisien.
“Konsepnya nanti ini melalui keseimbangan
antar wilayah dan antar sektor serta pencegahan kerusakan fungsi dan tatanan
lingkungan hidup di kawasan Mamminasata,”ujarnya.
Darhamsyah mengatakan, kota Makassar sebagai pintu
gerbang pada Wilayah Maros, Gowa, Takalar, sehingga secara ekonomis dapat
memberikan pertumbuhan dan perkembangan bagi wilayah di sekitarnya. Apalagi,
ujar dia, Mamminasata juga telah didukung dengan pembangunan infrastruktur di
bidang jalan dan jembatan, irigasi, jaringan air bersih, yang didesain melalui
studi. Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menyebutkan,
selain program tersebut, pihaknya juga telah berupaya untuk menetapkan program
rumah ramah lingkungan di 33 provinsi di tanah air. Dengan program KLH
tersebut, dia berharap masyarakat bisa hidup lebih ramah dengan lingkungan,
sehingga polusi yang bisa merusak alam bisa dikurangi seminimalisir mungkin.
”Ini untuk 33 provinsi di indonesia.
Rumah ini bukannya tidak tradisional
sekali, tetapi membuat wilayah perkampungan yang tertata, baik dari penggunaan
listrik dan airnya,”pungkasnya.
Terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup
Daerah (BLHD) Sulsel Tamzil Tadjuddin yang juga hadir di Kantor Pusat
Pengelolaan Ekoregion Sulawesi, Maluku dan Papua (PPE Sumapapua) mengatakan,
program Status Lingkungan Hidup Ekoregion (SLHE) tersebut akan dikawinkan
dengan program Pemprov Sulsel yang sementara ini berjalan. Dengan menyajikan
data kualitas lingkungan hidup berdasarkan median air, udara, lahan dan
kualitas SDA, termasuk keaneka ragaman hayati di kawasan Mamminasata. “Provinsi
dan kabupaten/kota juga telah membuatnya setiap tahun. Sehingga, ini akan kita
kawinkan dengan program yang di buat oleh PPE Sumapapua,”pungkasnya.
Kunjungi Unhas
Terpisah, dalam kunjungannya ke
Universitas Hasanuddin, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya,
mengharapkan kampus terbesar di KTI tersebut menjadi percontohan pengembangan
green campus. Menurutnya, lingkungan kampus sangat mendukung upaya menciptakan
suasana yang nyaman dan sejuk bagi mahasiswa. “Dulu waktu saya masih kuliah.
Kondisinya masih gersang. Saya berharap green campus terus dilaksanakan Unhas
dan menjadi percontohan di Kawasan Timur Indonesia,” ungkap Balthasar di
Rektorat Unhas, kemarin.
Menanggapi hal tersebut, rektorat Unhas
Idrus A. Paturusi mengungkapkan, pihaknya menargetkan penanaman 2000 pohon
pertahun. Saat ini, jumlah pohon yang ditanam sudah mencapai 80 ribu pohon.
Selain itu, Unhas mengembangkan hutan pendidikan sekaligus perlindungan tanaman
langka yang nyaris punah di Bengo-Bengo Kabupaten Maros.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar