Minggu, 05 Mei 2013

MAMMINASATA - DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN EKOREGION


KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP (KLH) menetapkan wilayah Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar (Mamminasata) sebagai kawasan Status Lingkungan Hidup Ekoregion (SLHE).

Peluncuran program tersebut dilaksanakan di kantor Pusat Pengelolaan Ekoregion Sulawesi, Maluku dan Papua (PPE-Sumapapua) Makassar dan dihadiri langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, beberapa waktu lalu. Penetapan SLHE Mamminasata tersebut bersamaan dengan penetapan Raja Ampat sebagai kawasan Ekoregion. Keduanya dinilai memiliki poteni yang sangat memadai untuk mejadi ikon di wilayahnya masing-masing. Kepala PPE Sumapapua Darhamsyah menyebutkan, Mamminasata memiliki konsep rencana tata ruang terpadu dan merupakan sentra pertumbuhan di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Dengan adanya konsep ekoregion, kawasan ini akan dilaksanakan upaya pemanfaatan ruang, pemanfaatan sumber daya alam, serta daya dukung lingkungan secara efisien.

“Konsepnya nanti ini melalui keseimbangan antar wilayah dan antar sektor serta pencegahan kerusakan fungsi dan tatanan lingkungan hidup di kawasan Mamminasata,”ujarnya.
Darhamsyah mengatakan, kota Makassar sebagai pintu gerbang pada Wilayah Maros, Gowa, Takalar, sehingga secara ekonomis dapat memberikan pertumbuhan dan perkembangan bagi wilayah di sekitarnya. Apalagi, ujar dia, Mamminasata juga telah didukung dengan pembangunan infrastruktur di bidang jalan dan jembatan, irigasi, jaringan air bersih, yang didesain melalui studi. Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menyebutkan, selain program tersebut, pihaknya juga telah berupaya untuk menetapkan program rumah ramah lingkungan di 33 provinsi di tanah air. Dengan program KLH tersebut, dia berharap masyarakat bisa hidup lebih ramah dengan lingkungan, sehingga polusi yang bisa merusak alam bisa dikurangi seminimalisir mungkin. ”Ini untuk 33 provinsi di indonesia.
Rumah ini bukannya tidak tradisional sekali, tetapi membuat wilayah perkampungan yang tertata, baik dari penggunaan listrik dan airnya,”pungkasnya.
Terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Sulsel Tamzil Tadjuddin yang juga hadir di Kantor Pusat Pengelolaan Ekoregion Sulawesi, Maluku dan Papua (PPE Sumapapua) mengatakan, program Status Lingkungan Hidup Ekoregion (SLHE) tersebut akan dikawinkan dengan program Pemprov Sulsel yang sementara ini berjalan. Dengan menyajikan data kualitas lingkungan hidup berdasarkan median air, udara, lahan dan kualitas SDA, termasuk keaneka ragaman hayati di kawasan Mamminasata. “Provinsi dan kabupaten/kota juga telah membuatnya setiap tahun. Sehingga, ini akan kita kawinkan dengan program yang di buat oleh PPE Sumapapua,”pungkasnya.

Kunjungi Unhas
Terpisah, dalam kunjungannya ke Universitas Hasanuddin, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, mengharapkan kampus terbesar di KTI tersebut menjadi percontohan pengembangan green campus. Menurutnya, lingkungan kampus sangat mendukung upaya menciptakan suasana yang nyaman dan sejuk bagi mahasiswa. “Dulu waktu saya masih kuliah. Kondisinya masih gersang. Saya berharap green campus terus dilaksanakan Unhas dan menjadi percontohan di Kawasan Timur Indonesia,” ungkap Balthasar di Rektorat Unhas, kemarin.
Menanggapi hal tersebut, rektorat Unhas Idrus A. Paturusi mengungkapkan, pihaknya menargetkan penanaman 2000 pohon pertahun. Saat ini, jumlah pohon yang ditanam sudah mencapai 80 ribu pohon. Selain itu, Unhas mengembangkan hutan pendidikan sekaligus perlindungan tanaman langka yang nyaris punah di Bengo-Bengo Kabupaten Maros.

Dicopy dari: http://www.seputar-indonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar